11 May 2012

You Reap What You Sow



Saya dan ibu saya beberapa kali membahas tentang hal ini: Kenapa orang-orang sering mengatakan, kalau orangtuanya melakukan hal buruk, maka akan dibalaskan kepada anak mereka?

I don’t get it. Kenapa seorang anak yang notabene tidak mengetahui apa yang diperbuat oleh orangtua mereka, harus menanggung apa yang semestinya tidak mereka tanggung?
Contohnya, pernah terjadi kasus pembunuhan siswa SMA di sebuah tempat hiburan di bilangan Jakarta Selatan. Banyak orang berspekulasi bahwa ini adalah karma, karena belasan tahun lalu, orangtua korban pernah melakukan pembunuhan keji, lantas anaknya kini tewas dibunuh oleh orang lain.
Yang membunuh itu orangtuanya, kan? Bukan si anak. Si anak mungkin malah tidak mengetahui apa yang pernah diperbuat orangtuanya dulu.
Pandangan miring lain yang sayangnya terlanjur berkembang di masyarakat adalah  ketika seorang anak dilahirkan dalam keadaan cacat atau tidak sempurna. Disebut-sebut kalau itu karena ulah orangtua mereka yang semasa hidupnya tidak berperilaku baik. Saya sama sekali tidak melihat ada hubungan di antara keduanya.
Saya akan jauh lebih setuju, kalau karma itu berlaku terhadap yang bersangkutan, bukan terhadap orang-orang yang dia sayangi. Siapa yang menabur, maka dia yang akan menuai. Saya meyakini hal itu. Kalau orangtuanya yang menabur kejahatan, maka mereka jugalah yang harus menuai akibatnya. Kasihan sekali si anak kalau harus dijadikan semacam ‘tumbal’.

Opini singkat saya ini sebenarnya bertujuan untuk mengingatkan, bahwa karma itu akan diterima oleh semua orang. Tapi yang perlu diperhatikan, karma tidak ada hubungannya dengan orang-orang yang kita sayangi.

Kalau kita berbuat baik, maka kita sendirilah yang akan menuai hasil yang baik. Sebaliknya, kalau kita melakukan hal buruk, jangan menyesal jika di kemudian hari, kita akan terkena ‘batunya’. 

Picture : flickr.com

No comments:

Post a Comment