Belakangan,
berbagai media ramai memberitakan soal pembantaian orangutan di Kalimantan.
Miris rasanya, kalau primata pintar yang enggak berdosa ini malah jadi korban
akibat keserakahan manusia.
Orangutan
hanya terdapat di Indonesia dan Malaysia, khususnya di hutan hujan Pulau
Sumatera dan Kalimantan. Hewan ini termasuk golongan kera besar yang terbagi
dalam dua spesies, yakni orangutan Sumatera (dengan nama latin Pongo abelii), dan orangutan Kalimantan
(Pongo pygmaeus). Orangutan memiliki
kekerabatan yang dekat sama manusia, karena kesamaan DNA sebesar 96,4%.
Orangutan
hidup di atas pohon-pohon besar, dan jarang turun ke tanah. Mereka rajin
berpindah dari satu pohon ke pohon lain (brachiating).
Saat berpindah inilah, biji dari buah yang mereka makan berjatuhan dan menyebar
di tanah, kemudian menjadi cikal bakal pohon-pohon baru. Itulah sebabnya
orangutan disebut sebagai penjaga ekosistem hutan.
Orangutan ditetapkan
sebagai hewan yang wajib dilindungi oleh International Union for Conservation
of Nature (IUCN), karena jumlah populasinya yang semakin mendekati kepunahan. Mereka
membutuhkan waktu reproduksi yang terbilang lama untuk ukuran hewan. Orangutan
betina biasanya melahirkan setiap 7-10 tahun sekali, dengan lama kandungan mirip
manusia, 8.5 sampai 9 bulan. Setiap kali mereka melahirkan, hanya akan ada satu
bayi orangutan. Umur orangutan di alam liar bisa mencapai 45 tahun, dan
sepanjang hidup, mereka cuma bisa punya tiga anak.
Setelah
proses kelahiran, bayi orangutan akan tinggal bersama induk mereka sampai umur
enam atau tujuh tahun. Hubungan antara bayi orangutan dan induk mereka sangat
dekat, karena sifat protektif dari sang induk. Selama masih tinggal bersama
induk mereka, mereka akan diajarkan banyak hal, tentang bagaimana harus
bertahan hidup di alam bebas.
Ancaman
orangutan datang dari keserakahan manusia. Habitat mereka semakin sempit karena
kawasan hutan hujan yang selama ini mereka tinggali dijadikan lahan kelapa
sawit dan pertambangan. Pohon-pohon di hutan juga banyak ditebang buat diambil
kayunya.
Orangutan
kehilangan 80% wilayah habitatnya dalam waktu kurang dari 20 tahun. Mereka juga
sering disakiti bahkan dibunuh para petani karena dianggap sebagai hama. Padahal,
mereka cuma mau cari makan, karena makanan mereka di hutan udah enggak ada
lagi.
Saking
protektifnya induk orangutan terhadap anak mereka, para pemburu yang enggak
punya hati itu tega membunuh induk orangutan, supaya bisa mengambil anak mereka
dan menjualnya secara ilegal.
Kasus pembantaian orangutan di Kalimantan
Pembantaian
orangutan secara massal di Desa Puan Cepak, Kutai Kertanegara, Tenggarong,
Kalimantan Timur sudah dilakukan sejak tahun 2008, tapi beritanya baru ramai
dibicarakan sekarang. Banyak ditemukan bangkai orangutan dalam kondisi
mengenaskan, akibat disakiti oleh masyarakat sekitar atas perintah dari PT
Khaldea Agroprima Mandiri. Baru-baru ini juga ditemukan fakta lain yang lebih
menyedihkan, bahwa pembantaian tersebut bukan hanya dilakukan oleh manusia,
tapi juga anjing pemburu yang terlatih.
Pemburu
akan diantar oleh anjing pemburu ke lokasi yang terdapat banyak orangutan.
Orangutan yang ada di kebun sawit akan dikejar oleh anjing pemburu. Kalau
kabur, mereka akan ditembak dengan senapan angin atau ditombak sampai mati.
Mayat orangutan difoto sebagai bukti ke perusahaan. Lewat foto itulah, mereka
mendapat gaji 1,2 juta per bulan, plus 1 juta rupiah kalau berhasil membunuh
orangutan. Benar-benar kejam dan enggak punya perasaan!
The real
hero
Di balik
kekejaman dan ketidakadilan tersebut, untungnya masih ada Biruté Galdikas (65),
perempuan asal Jerman yang concern
banget sama nasib orangutan. Beliau udah menulis beberapa buku tentang
kelangkaan orangutan. Galdikas sampai di Kalimantan saat berumur 25 tahun. Sejak
itu, beliau terus melakukan berbagai upaya untuk memencegah kepunahan orangutan
dengan membangun pusat rehabilitasi. Bukan cuma itu, beliau juga membuat film
dokumenter berjudul Born to Be Wild 3D (April 2011).
Trivia
- Tinggi
orangutan sekitar 1.25-1.5 meter, sementara beratnya sekitar 50-90 kg (jantan)
dan 30-50 kg (betina).
-
Orangutan suka makan durian, madu, dan jamur.
-
Orangutan bisa berjalan dengan dua kaki, tapi enggak bisa berenang.
-Orangutan
adalah hewan semi-soliter, yang artinya, mereka enggak hidup dalam kawanan
besar. Orangutan jantan biasanya ditemukan sendirian, sementara yang betina
bersama dengan beberapa anaknya.
-Orangutan
jantan bisa membuat panggilan jarak jauh yang terdengar sampai radius 1 km
karena punya kantung tenggorokan yang besar. Gunanya untuk mengawasi arealnya,
memanggil orangutan betina, ataupun mencegah gangguan dari orangutan jantan
lain.
- Predator
terbesar orangutan antara lain macan tutul, babi, buaya, ular phyton, elang hitam, dan... manusia!
- Menurut
data WWF, terjadi penjualan orangutan ke Taiwan mencapai 1000 ekor antara tahun
1985-1990.
Dimuat di Majalah kaWanku No.
114/2011
Picture : orangutanphotos.blogspot.com | dok : kaWanku