23 May 2012

Menunggu Bus



Entah kenapa saya suka sekali menganalogikan hal-hal sederhana yang saya temui setiap hari dengan hal lain yang jauh lebih kompleks.

Termasuk kali ini. Sebuah perenungan tiba-tiba saja muncul dalam kepala saya saat sedang menunggu bus TransJakarta.

Belakangan ini saya terpaksa pulang kuliah sendiri (tidak lagi dijemput), dan alat transportasi publik yang paling murah, praktis, aman dan nyaman (?) bagi saya adalah bus TransJakarta.

Menurut saya, menunggu bus TransJakarta itu bisa dianalogikan seperti saat kita sedang menanti sebuah kesempatan.

Tidak seperti di negara lain yang teknologinya jauh berkembang pesat, di negara ini, kita tidak bisa menebak kapan bus yang seharusnya kita naiki tiba di halte. Sama seperti kesempatan. Kita tidak tahu kapan datangnya. Tiba-tiba saja kesempatan itu sudah muncul di depan mata, menanti untuk diraih atau dilepaskan.

Kalau kita tidak bergegas, kita bisa saja ketinggalan bus yang seharusnya kita naiki, dan terpaksa menunggu bus berikutnya, yang tidak diketahui apakah akan tiba sebentar lagi atau memakan waktu cukup lama . Sama seperti kesempatan. Terlalu banyak pertimbangan saat memutuskan akan mengambil atau melepas sebuah kesempatan, bisa jadi kesempatan itu malah berlalu begitu saja.

Di saat sedang tidak diburu waktu, kita bisa melewatkan beberapa bus yang penuh sesak, dan memilih untuk menunggu sampai bus yang tidak terlalu penuh (atau bahkan kosong sama sekali) tiba. Sama seperti kesempatan. Mungkin saja kita mendapat beberapa kesempatan dalam waktu berdekatan. Tapi tidak semua kesempatan itu merupakan kesempatan yang tepat bagi kita. Semua indah pada waktunya. Pintar-pintar mengambil keputusan apakah harus menunggu atau langsung mengambil kesempatan yang ada akan membuat kita terbebas dari perasaan menyesal di kemudian hari.

Kalau kita tidak tahu dengan pasti ke mana arah tujuan kita, besar kemungkinan kita salah menaiki bus yang rutenya tidak sesuai. Sama seperti kesempatan. Kalau kita tidak tahu apa tujuan hidup kita, atau apa yang ingin kita capai, kita akan ‘membabi buta’ dalam mengambil kesempatan. Kesempatan yang tidak sesuai pun akhirnya ikut terambil, dan bisa-bisa membawa kita semakin jauh dari tujuan awal kita.

Menunggu bus TransJakarta memerlukan ekstra kesabaran dan harapan yang besar. Harapan bahwa bus yang kita tunggu akan segera datang. Harapan bahwa kita pada akhirnya akan sampai di tempat tujuan kita‒tidak peduli memakan waktu singkat atau panjang. Sama seperti kesempatan. Kita harus bisa sabar menantinya, dan terus memiliki pemikiran optimis bahwa bila waktunya tepat, maka kesempatan itu akan datang menghampiri kita. Kesempatan yang tepat, di waktu yang tepat, dan dengan hasil yang sesuai tujuan kita.

Picture: somethingspecial3.tumblr.com

No comments:

Post a Comment