Entah kenapa saya suka sekali
menganalogikan hal-hal sederhana yang saya temui setiap hari dengan hal lain
yang jauh lebih kompleks.
Termasuk kali ini. Sebuah perenungan
tiba-tiba saja muncul dalam kepala saya saat sedang menunggu bus TransJakarta.
Belakangan ini saya terpaksa pulang
kuliah sendiri (tidak lagi dijemput), dan alat transportasi publik yang paling
murah, praktis, aman dan nyaman (?) bagi saya adalah bus TransJakarta.
Menurut
saya, menunggu bus TransJakarta itu bisa dianalogikan seperti saat kita sedang
menanti sebuah kesempatan.
Tidak seperti di negara lain yang
teknologinya jauh berkembang pesat, di negara ini, kita tidak bisa menebak
kapan bus yang seharusnya kita naiki tiba di halte. Sama seperti kesempatan.
Kita tidak tahu kapan datangnya. Tiba-tiba saja kesempatan itu sudah muncul di
depan mata, menanti untuk diraih atau dilepaskan.
Kalau kita tidak bergegas, kita bisa
saja ketinggalan bus yang seharusnya kita naiki, dan terpaksa menunggu bus
berikutnya, yang tidak diketahui apakah akan tiba sebentar lagi atau memakan
waktu cukup lama . Sama seperti kesempatan. Terlalu banyak pertimbangan saat
memutuskan akan mengambil atau melepas sebuah kesempatan, bisa jadi kesempatan
itu malah berlalu begitu saja.
Di saat sedang tidak diburu waktu,
kita bisa melewatkan beberapa bus yang penuh sesak, dan memilih untuk menunggu sampai
bus yang tidak terlalu penuh (atau bahkan kosong sama sekali) tiba. Sama
seperti kesempatan. Mungkin saja kita mendapat beberapa kesempatan dalam waktu
berdekatan. Tapi tidak semua kesempatan itu merupakan kesempatan yang tepat
bagi kita. Semua indah pada waktunya.
Pintar-pintar mengambil keputusan apakah harus menunggu atau langsung mengambil
kesempatan yang ada akan membuat kita terbebas dari perasaan menyesal di kemudian
hari.
Kalau kita tidak tahu dengan pasti ke
mana arah tujuan kita, besar kemungkinan kita salah menaiki bus yang rutenya
tidak sesuai. Sama seperti kesempatan. Kalau kita tidak tahu apa tujuan hidup
kita, atau apa yang ingin kita capai, kita akan ‘membabi buta’ dalam mengambil
kesempatan. Kesempatan yang tidak sesuai pun akhirnya ikut terambil, dan
bisa-bisa membawa kita semakin jauh dari tujuan awal kita.
Menunggu bus TransJakarta memerlukan
ekstra kesabaran dan harapan yang besar. Harapan bahwa bus yang kita tunggu
akan segera datang. Harapan bahwa kita pada akhirnya akan sampai di tempat
tujuan kita‒tidak peduli memakan waktu singkat atau panjang. Sama seperti
kesempatan. Kita harus bisa sabar menantinya, dan terus memiliki pemikiran
optimis bahwa bila waktunya tepat, maka kesempatan itu akan datang menghampiri
kita. Kesempatan yang tepat, di waktu yang tepat, dan dengan hasil yang sesuai
tujuan kita.
Picture: somethingspecial3.tumblr.com
No comments:
Post a Comment