20 October 2012

Tangga Darurat



Dalam meraih kesuksesan, cara terbaik adalah dengan menggunakan tangga darurat. Bukan eskalator, apalagi lift. Karena kalau kita menggunakan tangga darurat, saat sudah berada di atas kita akan malas untuk turun. Tidak seperti menaiki eskalator atau lift, yang bisa naik dan turun tanpa membuang banyak tenaga.
-Deddy Cobuzier-
Picture : favim.com

02 October 2012

Batik Culture Legacy



Hari Batik memang baru resmi ada sejak 2 Oktober 2009, tapi sebenarnya batik sudah menjadi bagian penting tak terpisahkan dari budaya Indonesia sejak abad ke-17.

Memperingati Hari Batik Nasional bukan sekedar bentuk sukacita karena akhirnya batik diakui sebagai Masterpieces of The Oral and Intangible Heritage of Humanity oleh UNESCO saja. Kita juga bisa menggunakan moment ini untuk mengetahui lebih banyak tentang batik.

Tak kenal maka tak sayang. Mungkin kita sudah bosan mendengar pepatah ini. Tapi memang begitu kenyataannya. Bagaimana kita bisa merasa memiliki dan mencintai batik kalau kita saja tidak tahu sejarah dan filosofi batik?

Kata ‘batik’ berasal dari bahasa Jawa ‘amba’ yang berarti luas, lebar, kain, dan ‘titik’ yang artinya matik (membuat titik). Kalau digabungkan, kata ‘batik’memiliki arti menghubungkan titik-titik menjadi gambar tertentu pada kain yang lebar.

Motif yang tercetak pada kain batik dihasilkan dari cairan lilin yang disebut malang. Cairan ini ditorehkan di atas sehelai kain bernama kain mori dengan alat bernama canting (untuk motif halus) atau kuas (untuk motif berukuran besar). Dengan demikian cairan lilin dapat meresap ke dalam serat sebuah kain. Setelah itu kain yang sudah dilukis, dicelup ke dalam warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda, baru dengan warna yang lebih tua atau gelap. Terakhir kain dicelupkan ke dalam bahan kimia dengan tujuan melarutkan lilin. Teknik tradisional ini menghasilkan kain yang kita kenal sebagai batik tulis.

Tapi batik yang sekarang banyak beredar didominasi oleh batik yang dibuat dengan teknik cap (pabrik). Batik yang masih menggunakan teknik tradisional yang ada saat ini harganya memang bisa berkali-kali lipat lebih mahal karena proses pembuatannya yang rumit, menguras banyak tenaga dan waktu.

Kalau dulu batik menjadi pakaian khusus kaum bangsawan atau ningrat, maka di zaman modern ini, batik menjelma menjadi pakaian wajib berbagai instansi (sekolah atau perusahaan), pakaian untuk acara formal, bahkan menjadi bagian dari fashion global.

Selain proses pembuatannya yang rumit (bahkan ada pula yang disertai dengan ritual adat saat pengerjaannya), batik juga terkenal memiliki makna filosofis mendalam di balik motifnya.

Berikut adalah macam-macam batik berdasarkan motif atau corak beserta makna di baliknya:

Batik Keraton
Batik keraton bisa dikatakan sebagai awal dari semua jenis batik yang ada di Indonesia. Terdapat filosofi kehidupan di balik setiap motifnya. Batik ini dibuat oleh putri keraton dan pembatik-pembatik ahli yang hidup di lingkungan keraton. Dahulu batik motif ini hanya boleh digunakan oleh raja dan keluarganya. Karena itu batik keraton juga terkenal dengan motif terlarang, yang terdiri dari motif parang barong, parang rusak, udan liris, dan beberapa motif lain.

Batik Pringgondani
Namanya diambil dari nama kesatriyan tempat tinggal Gatotkaca (tokoh dalam perwayangan). Motif ini biasanya ditampilkan dalam warna-warna gelap seperti biru indigo (biru nila) dan soga coklat, serta penuh sulur-suluran kecil yang diselingi dengan naga.

Batik Sekar Jagad
Motif ini mengandung makna kecantikan dan keindahan sehingga orang lain yang melihat akan terpesona. Ada pula yang beranggapan bahwa motif sekar jagad sebenarnya berasal dari kata ‘kar jagad’ yang diambil dari bahasa Jawa (‘kar’ berarti peta dan ‘jagad’ berarti dunia), sehingga motif ini juga melambangkan keragaman dari seluruh dunia.

Batik Sida Luhur
Motif-motif berawalan sida (baca: sido) merupakan golongan motif yang banyak dibuat oleh para pembatik. Kata ‘sida’ berarti jadi atau terlaksana. Dengan demikian, motif-motif berawalan ‘sida’ mengandung harapan agar apa yang diinginkan bisa tercapai. Motif sida luhur bermakna harapan untuk mencapai kedudukan yang tinggi, serta dapat menjadi panutan masyarakat.

Batik Sida Mukti
Meruapakan motif batik yang biasanya terbuat dari zat pewarna soga alam. Biasanya digunakan sebagai kain dalam upacara perkawinan. Unsur motif yang tekandung di dalamnya adalah gurda.

Batik Sida Asih
Makna dari motif sida asih (baca: sido asih) adalah harapan agar manusia mengembangkan rasa saling menyayangi dan mengasihi antar sesama.

Batik Kawung
Motif kawung berpola bulatan mirip buah kawung (sejenis kelapa atau sering dianggap buah kolang-kaling) yang ditata rapi secara geometris. Kadang, motif ini juga diinterpretasikan sebagai gambar bunga teratai dengan empat lembar daun bunga yang merekah. Teratai sendiri adalah tanaman yang melambangkan umur panjang dan kesucian. Biasanya motif kawung diberi nama berdasarkan besar-kecilnya bentuk bulat lonjong yang terdapat dalam suatu motif tertentu.

Misalnya : Kawung picis adalah motif kawung yang tersusun oleh bentuk bulatan yang kecil. Sedangkan kawung bribil adalah motif kawung yang tersusun oleh bentuk yang lebih besar daripada kawung Picis. Sedangkan kawung yang bentuknya bulat-lonjong lebih besar daripada kawung bribil disebut kawung sen.

Batik Semen Rama
Dimaknai sebagai penggambaran dari kehidupan yang berkembang atau makmur. Terdapat beberapa jenis ornamen pokok pada motif-motif semen, yaitu ornamen yang berhubungan dengan daratan (tumbuh-tumbuhan atau binatang berkaki empat), ornamen yang berhubungan dengan udara (garuda, burung dan megamendung, ornamen yang berhubungan dengan laut atau air (ular, ikan dan katak). Ketiga ornamen tersebut ddipercaya memiliki hubungan dengan paham Triloka atau Tribawana yang mempercayai adanya tiga dunia (dunia tengah tempat manusia hidup, dunia atas tempat para dewa dan para suci, serta dunia bawah tempat orang yang jalan hidupnya tidak benar atau dipenuhi angkara murka).

Selain makna tersebut motif ini juga sering dihubungkan dengan cerita Ramayana yang sarat dengan ajaran Hastha Brata (keutamaan melalui delapan jalan). Jadi motif semen rama (baca: semen romo) mengandung ajaran sifat-sifat utama yang seharusnya dimiliki oleh seorang raja atau pemimpin rakyat.

Batik Tambal
Sesuai dengan namanya, batik ini memang terbuat dari motif-motif batik yang saling menambal. Makna di balik motif ini adalah dalam perjalanan hidup, manusia harus memperbaiki diri menuju kehidupan yang lebih baik, lahir maupun batin. Dulu, batik bermotif tambal dipercaya bisa membantu kesembuhan orang yang sakit. Caranya adalah dengan menyelimuti orang sakit tersebut dengan batik motif tambal. Kepercayaan ini muncul karena orang yang sakit dianggap pada dirinya ada sesuatu yang kurang, sehingga untuk mengobatinya perlu “ditambal”.

Batik Sudagaran
Motif larangan dari kalangan keraton membuat seniman dari kaum saudagar berkreasi menciptakan motif baru sesuai dengan selera mereka. Mereka juga mengubah motif larangan sehingga motif tersebut dapat dipakai masyarakat umum. Desain batik Sudagaran umumnya terkesan berani dalam pemilihan bentuk, stilisasi atas benda-benda alam atau satwa, maupun kombinasi warna yang didominasi warna coklat soga dan biru tua. Batik sudagaran menyajikan kualitas dalam proses pengerjaan serta kerumitan dalam menyajikan ragam hias yang baru. Pencipta batik sudagaran mengubah batik keraton dengan isen-isen yang rumit dan mengisinya dengan cecek (bintik) sehingga tercipta batik yang amat indah.

Batik Petani
Merupakan batik yang dibuat sebagai selingan kegiatan ibu rumah tangga di rumah saat waktu senggang. Biasanya batik ini tekturnya tidak halus. Motifnya turun temurun sesuai daerah masing-masing dan batik ini dikerjakan secara tidak profesional karena hanya sebagai sambilan.