Disadari atau tidak, ada saat di mana kita sudah lama tidak
berkomunikasi dengan seseorang, tapi kemudian kita kembali menghubungi orang
tersebut. Bukan karena bermaksud untuk menanyakan kabar mereka, melainkan
karena kita sedang membutuhkan bantuan mereka. Atau mungkin orang lain yang
melakukan hal serupa kepada kita.
Di saat orang tersebut sedang membutuhkan pertolongan kita,
terlebih kalau kita adalah satu-satunya orang yang bisa dimintai tolong, mereka
rela mengekor kita ke mana pun. Mereka tidak bosan-bosannya menghubungi kita.
Tapi begitu mereka sudah tidak lagi membutuhkan pertolongan kita, woosh, mereka menghilang begitu saja
bagai ditelan bumi. Meninggalkan kita sendirian dengan perasaan seperti barang
bekas yang dibuang setelah tidak lagi diinginkan atau diperlukan oleh
pemiliknya.
Their
first priority is their own goods. No sincerity at all. Segala
bentuk kebaikan dan kemanisan dengan embel-embel motif di baliknya. Semata-mata
karena azas kebutuhan.
Karena azas kebutuhan
pula lah, musuh bebuyutan sekalipun bisa melupakan rasa benci mereka di saat
benar-benar terjepit dalam situasi penuh urgensi. Tidak perlu munafik atau sok
idealis. Di saat normal kita bisa saja mengatakan “Gue nggak akan pernah minta
tolong sama dia”. Tapi lain halnya apabila kita sedang terjepit suatu
permasalahan, dan kebetulan hanya orang itu yang bisa dimintai tolong.
Setiap manusia memang memiliki kecenderungan untuk menomorsatukan
dirinya. Untuk membuat dirinya terlihat paling cemerlang, untuk membuat dirinya
merasa nyaman dan aman. Tapi bukan berarti kita bisa mengorbankan orang lain
demi kecenderungan tersebut. Sama sekali bukan excuse yang pantas.
Berbuat baik pada orang lain harusnya
dilandasi dengan ketulusan, bukan karena orang itu bisa memberikan keuntungan
bagi kita.
Berteman dengan seseorang bukan karena pemikiran “Ah, dia kan
pintar, lumayan gue bisa nyontek jawaban tugas”, tapi karena kita memang
merasakan chemistry dengan orang
tersebut.
Tanpa bermaksud menggurui, hanya pemikiran pribadi. Kalau kita
berbuat baik dengan tulus tanpa mengutamakan kepentingan pribadi, percayalah
kalau kita akan mendapatkan sesuatu yang lebih baik.
Jadi, jangan lagi menghubungi teman lama yang sudah jarang
berkomunikasi hanya karena kita butuh bantuan darinya, tapi karena kita memang
benar-benar tulus kangen padanya dan ingin tahu bagaimana keadaannya.
Picture : facebook.com
No comments:
Post a Comment