31 July 2011

50 : 50



Sejak Oktober tahun lalu, sewaktu teman-teman saya masih bingung hendak mengambil jurusan apa untuk kuliah, saya sudah bisa santai karena sudah diterima di jurusan akutansi fakultas ekonomi sebuah universitas swasta di Jakarta Barat. Sebetulnya saya mengincar Universitas Indonesia jurusan yang sama atau jurusan jurnalistik di Universitas Padjajaran. Tapi karena terbentur beberapa hal, keinginan itu kandas dengan sendirinya. 
Di saat tinggal menghitung hari menuju hari pertama saya sebagai mahasiswi, saya malah dibuat pusing. Saya dihadapkan dengan dua jurusan. Akuntasi atau jurnalistik. Keduanya di universitas yang sama. Orangtua saya mendukung apapun pilihan saya. Tapi yang membuat saya bingung adalah, saya sama-sama menyukai dua bidang tersebut. 
Saya merasa antusias dihadapkan dengan jurnal, juga menghitung jumlah debet dan kredit. Tapi di lain sisi, saya sudah jatuh hati dengan dunia menulis, dan jurnalistik memungkinkan saya semakin akrab dengan dunia tersebut. 
Hidup menawarkan banyak pilihan. Dan sekarang, saya kebingungan karena salah satu pilihan dalam hidup saya yang datang secara tidak terduga. Pilihan yang tidak semudah memilih akan memakai baju apa saat hangout. Pilihan yang sulit dan membutuhkan pemikiran matang, karena berhubungan dengan masa depan saya.
Kemudian saya teringat salah satu kalimat dalam Dream High. Maaf kalau akhir-akhir ini saya sering mengungkit drama seri ini. Tapi memang banyak sekali hal yang saya pelajari selama menonton Dream High. Ada satu bagian di mana salah satu tokoh utamanya sedang dihadapkan pada dua pilihan sulit, kemudian sahabatnya pun memberikan nasihat.
"Tidak ada pilihan yang mudah. Peluangnya 50 : 50. Karena sulit dipilih, maka baru bisa disebut pilihan. Yang harus dilakukan adalah berusaha mengubah apa yang dipilih dari 50 menjadi 100. Berusaha membuktikan pada diri sendiri bahwa pilihan yang sudah diambil adalah pilihan yang tepat." -Jin Guk
Jadi, saya akan kembali memikirkan baik-baik kedua opsi ini dengan pikiran jernih dan terbuka. Saya tidak ingin lima atau sepuluh tahun mendatang harus menyesal karena pilihan yang saya buat. Apapun itu yang pada akhirnya menjadi pilihan saya, baik tetap pada jurusan akutansi atau pindah ke jurusan jurnalistik, saya akan memberikan yang terbaik dari diri saya. 
Saya akan belajar dengan sungguh-sungguh, mencari ilmu dan pengalaman sebanyak-banyaknya. Akan saya buktikan, bahwa apa yang telah saya pilih, adalah pilihan yang paling tepat bagi diri saya.
Picture : facebook.com