02 March 2012

Kontributor Kehidupan



“In life, you’ll meet two kinds of people. The ones who build you up and the ones who tear you down. In the end, you’ll thank them both.”

Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini selalu memiliki dua sisi yang berlawanan. Saya percaya itu. Seperti vice versa, yin & yang, dua sisi mata uang,  kutub utara dan kutub selatan, etc. Termasuk juga orang-orang yang datang dan pergi, masuk dan keluar dari kehidupan kita.
Ada yang menyukai kita, ada pula yang membenci kita. Ada yang menyanjung kita, ada pula yang menghujat kita. Ada yang memberikan dampak positif bagi kita, ada pula yang memberikan dampak negatif. Ada yang membuat kita tertawa bahagia, ada pula yang membuat kita sedih dan menangis.
Akan terus seperti itu, karena memang begitulah kehidupan. Kita tidak bisa membuat semua orang menyukai kita. Apa yang menurut si A merupakan kelebihan kita, bisa jadi menurut si B malah merupakan kelemahan kita.
Namun di balik itu semua, pada akhirnya setiap orang yang menyukai maupun membenci kita, akan menyumbangkan kontribusi penting bagi kita. Setiap orang yang menyanjung maupun menghujat kita, memiliki peranan masing-masing dalam perjalanan hidup kita. Setiap orang yang memberi dampak positif maupun negatif kepada kita, sama-sama layak mendapatkan ucapan terima kasih dari kita.
Orang-orang yang menyanyangi kita dengan tulus, membuat kita tidak berhenti bersyukur. Membuat kita mampu bertahan menghadapi hujatan atau kebencian dari orang di kubu yang berlawanan. Orang-orang yang membawa dampak negatif sekalipun, membuat kita bisa belajar untuk membedakan mana yang baik dan mana yang tidak. Bisa membuat kita menyadari adanya pilihan dan konsekuensi di balik pilihan tersebut. Orang yang membuat kita menangis atau sakit hati, bisa membuat kita semakin kuat dan ‘tahan banting’.
Jadi, jangan pernah merasa terganggu apalagi sampai depresi memikirkan berapa banyak orang yang membenci kita. Bahkan orang terbaik di dunia sekalipun, akan ada saja yang membenci. Begitu pula dengan orang terjahat di dunia, tetap saja ada minimal satu orang yang menyayanginya dengan tulus.
Selama orang yang menyukai kita jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan orang yang membenci kita, menandakan bahwa kita masih berada di jalur yang benar. Lebih baik memfokuskan pikiran kita kepada orang-orang yang menyayangi kita itu, daripada memenuhinya dengan ketakutan terhadap orang-orang yang membenci kita. Mereka punya hak untuk membenci kita. Itu semua urusan mereka, sama sekali tidak ada sangkut-pautnya dengan kita.
Sebaliknya, selalu ingat untuk bersyukur dan mengubah segala hal negatif dalam hidup kita, menjadi sesuatu yang positif dan bermanfaat. Omongan para haters itu justru seharusnya bisa kita jadikan motivasi.
Kalau mereka mengatai kita bodoh, kita jangan malah ikut berpikir bahwa kita bodoh dan menjadi rendah diri apalagi terintimidasi karenanya. Justru waktunya kita untuk berusaha sebaik mungkin, agar suatu saat kita bisa menunjukkan kepada mereka bahwa kita tidak bodoh. Bahwa mereka tidak punya alasan untuk men-judge kita seenaknya. Bahwa tuduhan mereka itu salah besar. Tentunya hal tersebut baru bisa terwujud apabila kita mau terus belajar dan tidak membiarkan kata-kata orang lain menghentikan kita untuk bertransformasi menjadi pribadi yang lebih baik.
Picture : cruel-kid.blogspot.com