Saat kita meminta sesuatu kepada
Tuhan, kemudian apa yang kita nantikan itu tidak kunjung datang, tidak juga
terwujud, kita langsung marah. Kita langsung menuding Tuhan itu tidak adil,
tidak lagi sayang kepada kita. Berbagai tudingan lain kita keluarkan, semata-mata
demi mencurahkan protes kita, menunjukkan amarah kita. Kita seolah diracuni
dengan paradigma "Segala sesuatu yang kita minta dalam doa kita akan
dikabulkan oleh Tuhan". Sebuah paradigma yang menyedihkan.
Karena kenyataannya, tidak semua
yang kita minta pasti akan dikabulkan. Tuhan lah yang menciptakan kita. Tuhan
itu Maha Besar, Maha Agung, Maha Adil, maha segala-galanya. Dialah yang paling
tau apa yang terbaik untuk segala ciptaan-Nya. Oleh sebab itu, Tuhan pasti
punya alasan kuat mengapa Ia tidak mengabulkan doa kita.
Ada banyak kemungkinan. Bisa jadi,
memang cara kita meminta yang salah. Atau bisa juga, Tuhan punya pertimbangan
lain. Tidak memberikan apa yang kita minta bukan berarti Ia tidak lagi
menyayangi kita. Justru, itulah bukti cinta-Nya yang begitu besar. Cara
berpikir kita dengan Tuhan jauh berbeda. Apa yang menurut kita baik, belum
tentu baik pula di mata-Nya. Mungkin karena itulah Tuhan tidak memberikan apa
yang kita minta. Pastinya Tuhan tengah merencanakan sesuatu yang jauh lebih indah,
sesuatu yang sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Atau mungkin, waktunya yang
belum tepat. Kita manusia begitu kecil di hadapan Tuhan. Karenanya, kita tidak
mampu menebak apa yang sedang Ia siapkan untuk kehidupan kita.
Bahkan ada saatnya di mana kita
sudah lupa akan permohonan kita tersebut. Tapi tidak begitu dengan Tuhan. Ia
akan selalu ingat dengan apa yang dibutuhkan oleh ciptaan-Nya. Bahkan tanpa
kita meminta pun, sudah berapa banyak kelimpahan yang Ia berikan kepada kita?
Tidak terhitung! Tanpa meminta nafas kehidupan, hari baru, udara-matahari-air
untuk bertahan hidup pun, Tuhan sudah memberikannya secara cuma-cuma.
Saya suka sekali dengan ilustrasi
di bawah ini. Sebuah ilustrasi yang menampar saya. Menyadarkan saya dari
paradigma berpikir saya yang menyedihkan. Menanamkan pengharapan baru, sukacita
baru. Mendekatkan diri saya pada Tuhan :
Aku meminta setangkai bunga segar pada Tuhan,
Ia memberiku kaktus berduri.
Aku meminta binatang mungil nan cantik pada Tuhan,
kemudian Ia memberiku ulat bulu.
Aku sempat sedih! Protes!
Dan aku kecewa...
Betapa tidak adilnya Tuhan.
Namun kemudian, lama-kelamaan kaktus itu mulai berbunga.
Sangat indah!
Dan ulat bulu itupun tumbuh,
menjadi kupu-kupu yang sangat cantik.
Ia memberiku kaktus berduri.
Aku meminta binatang mungil nan cantik pada Tuhan,
kemudian Ia memberiku ulat bulu.
Aku sempat sedih! Protes!
Dan aku kecewa...
Betapa tidak adilnya Tuhan.
Namun kemudian, lama-kelamaan kaktus itu mulai berbunga.
Sangat indah!
Dan ulat bulu itupun tumbuh,
menjadi kupu-kupu yang sangat cantik.
Itulah jalan Tuhan, indah pada waktunya.
Tuhan tidak memberi apa yang kita inginkan,
namun memberikan apa yang kita perlukan.
Kadang kita sedih, kecewa, terluka.
Tapi jauh di atas segalanya,
Ia sedang merajut yang terbaik untuk kehidupan kita.
Tuhan tidak memberi apa yang kita inginkan,
namun memberikan apa yang kita perlukan.
Kadang kita sedih, kecewa, terluka.
Tapi jauh di atas segalanya,
Ia sedang merajut yang terbaik untuk kehidupan kita.
Aku meminta kekuatan,
dan Tuhan memberiku kesulitan untuk kuhadapi agar aku menjadi lebih tegar.
Aku meminta kebijaksanaan,
dan Tuhan memberiku permasalahan untuk kuselesaikan agar aku berpikir.
Aku meminta kesejahteraan,
dan Tuhan memberiku otak dan tenaga supaya aku bisa bekerja.
Aku meminta keberanian,
dan Tuhan memberiku rintangan untuk kuhadapi.
Aku meminta cinta,
dan Tuhan memberiku orang-orang bermasalah untuk kutolong dan kusayangi.
Aku meminta kemurahan hati,
dan Tuhan memberiku kesempatan.
Aku tidak mendapatkan apa yang kuminta.
Aku tidak mendapatkan apa yang kuinginkan.
Tapi aku mendapatkan apa yang kubutuhkan.
dan Tuhan memberiku kesulitan untuk kuhadapi agar aku menjadi lebih tegar.
Aku meminta kebijaksanaan,
dan Tuhan memberiku permasalahan untuk kuselesaikan agar aku berpikir.
Aku meminta kesejahteraan,
dan Tuhan memberiku otak dan tenaga supaya aku bisa bekerja.
Aku meminta keberanian,
dan Tuhan memberiku rintangan untuk kuhadapi.
Aku meminta cinta,
dan Tuhan memberiku orang-orang bermasalah untuk kutolong dan kusayangi.
Aku meminta kemurahan hati,
dan Tuhan memberiku kesempatan.
Aku tidak mendapatkan apa yang kuminta.
Aku tidak mendapatkan apa yang kuinginkan.
Tapi aku mendapatkan apa yang kubutuhkan.
Karenanya, ketika kita merasa
tidak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan, inginkanlah apa yang kita
dapatkan. Dengan begitu, kita akan mensyukuri apapun yang kita peroleh.
Picture : flickr.com
No comments:
Post a Comment