14 September 2011

Officially 18th





Rasanya baru kemarin saya merayakan ulangtahun yang ke-17. Dan sekarang usia saya sudah 18. Entah mengapa rasanya 365 hari berlalu dengan sangat cepat. Banyak yang telah terjadi selama setahun ini. Usia 17 adalah fase di mana saya merasakan banyak sekali pengalaman baru, perubahan, juga harus beradaptasi dengan cepat. Dimulai dengan masa-masa pra hingga pasca kelulusan, sampai akhirnya status saya kini resmi menjadi mahasiswi.

Pada hari ini pula, saya disadarkan akan satu hal. Hal yang mungkin saya nilai sepele selama ini, tapi nyatanya cukup krusial. Perhatian.

Mulai pukul sebelas malam tanggal 12, sudah ada beberapa orang yang mengucapkan selamat via Facebook. Sampai beberapa menit sebelum pergantian tanggal 13 pun, ucapan selamat terus berdatangan mulai dari secara langsung, via telepon, BlackBerry Messenger, Twitter, Facebook, dan SMS. Bahkan beberapa di antara orang yang mengucapkan selamat melalui Facebook tidak pernah saya kenal.

Kenyataan ini benar-benar menohok saya. Selama ini, ketika membaca e-mail notifikasi kiriman Facebook yang berisi tentang siapa saja teman saya yang berulang tahun dalam seminggu ke depan, saya tidak begitu menaruh perhatian. Apalagi kepada orang yang tidak saya kenal, yang entah mengapa bisa ada dalam daftar teman saya. Saya selalu berpikir ‘Saya tidak mengenalnya, jadi untuk apa mengucapkan selamat ulang tahun?’. Sungguh, egois sekali diri saya ini.

Tanpa dapat dielakan, setiap kali saya membaca ucapan selamat, entah dari siapapun orangnya, kenal ataupun tidak, saya sudah sangat senang. Berlebihan? Mungkin. Tapi saya senang karena menyadari banyak orang yang menaruh perhatian kepada saya. Se-simple apapun ucapan itu, seperti hanya tulisan ‘Happy birthday’, atau yang disertai serangkaian doa, semuanya menunjukkan perhatian mereka terhadap eksistensi saya. Bahwa mereka ikut mendoakan saya di hari spesial saya.

Perasaan bersalah mengganjal di hati saya. Betapa kurang pedulinya saya selama ini. Hanya mengetik ucapan selamat, tidak akan membuat jari saya patah. Hanya perlu beberapa detik dari waktu selama 24 jam yang saya miliki dalam sehari. Apa susahnya itu semua? Mengapa saya perhitungan sekali? Kalau saya kenal, maka saya baru akan memberi selamat?
Lebih perhatian kepada orang-orang di sekitar saya. Itulah PR saya di usia 18 ini.

Untuk itu, saya mencoba untuk sedikit ‘menebus dosa’ dengan membalas ucapan mereka satu per satu. Ada beberapa orang yang memilih untuk membalas ucapan selamat lewat statusnya (contoh : Thank’s for the wishes, guys), atau meng-copy-paste ucapan terima kasih kepada setiap orang yang memberi selamat. Itu hak mereka, sepenuhnya terserah mereka. Tapi saya memilih untuk membalas satu per satu, dengan bahasa yang berbeda-beda, karena saya ingin mereka tahu, saya sangat menghargai perhatian mereka. Tidak hanya dilatarbelakangi formalitas semata. Saya menulis ‘terima kasih’ karena memang saya benar-benar berterima kasih. Even though i’m so careless to people around me, they still pay attention to me.

Mulai sekarang, saya akan lebih perhatian lagi kepada orang-orang di sekitar saya. Karena saya telah merasakan sendiri, sebuah perhatian, sekecil apapun itu, mampu membuat sebuah senyuman merekah di wajah si penerima perhatian, bahkan mungkin mampu menghangatkan perasaan mereka.

Thank you for all the birthday wishes! I’m so blessed to be surrounded by great person like all of you -xoxo-

Picture : private collection

No comments:

Post a Comment