08 April 2011

Painful at First, Hapiness at Last



UAN sudah di depan mata. Minggu-minggu terakhir duduk di kelas sebagai siswa SMA, dihabiskan dengan mengerjakan soal demi soal latihan dari enam mata pelajaran UAN, kemudian membahasnya. Tujuh jam pelajaran, dan semuanya hanya terdiri dari soal, soal, dan soal.
Akibatnya sudah dapat ditebak. Kami semua jenuh, letih. Seringkali godaan untuk lari dari semuanya itu datang menghampiri. Bahkan banyak di antara teman saya yang menghabiskan jam pelajaran dengan tidur, atau mengeluh kepada guru tentang betapa letihnya mereka. 
Dan saya akan selalu merasa terganggu jika ada teman saya yang memilih untuk mengobrol di saat guru sedang menerangkan. Saya sama sekali tidak bermaksud untuk menjadi sok alim atau apapun sebutannya. Saya hanya merasa mereka yang mengobrol itu benar-benar mengganggu konsentrasi orang lain yang sesungguhnya ingin serius belajar. Kalau mereka memang bosan, lebih baik mereka tidur sekalian, setidaknya itu tidak menjerumuskan teman-teman mereka ke dalam jurang kehancuran.
Seperti yang saya tulis di awal posting, UAN sudah di depan mata. Ke mana semangat mereka? Keinginan untuk lulus? Saya selalu memegang teguh prinsip 'Tidak ada keberhasilan tanpa kerja keras'. Kalaupun ada, mungkin saja saat itu alam sedang berkonspirasi untuk memberikan apa yang kita inginkan langsung ke depan mata kita (contoh : menang undian, popularitas dadakan karena video lucu-lucuan di YouTube, dll). Tetapi tentu saja hal itu tidak berlangsung terus-menerus.
Agar bisa lulus UAN, maka inilah kerja keras yang harus dialami oleh seluruh siswa SMA di Indonesia. Saya yakin bukan hanya sekolah saya yang memberikan beratus-ratus kumpulan soal sejak awal semester genap. Saya yakin bukan hanya guru di sekolah saya yang tiada letih menerangkan soal-soal yang berpotensi keluar saat UAN nanti.
Apalah artinya duduk diam mengikuti pelajaran dengan baik selama tiga minggu terakhir, dibandingkan dengan kepuasan, kegembiraan, juga kebanggaan kala menerima ijazah nanti?
Ibu saya selalu mengajarkan saya untuk TIDAK menjalani kehidupan dengan motto 'Bersenang-senang dahulu bersusah-susah kemudian'. Justru kita HARUS menyongsong hidup dengan motto 'Bersusah-susah dahulu bersenang-senang kemudian'. Karena itulah ciri orang-orang yang berhasil dalam hidup. Di mana mereka telah berhasil mengalahkan ego mereka demi meraih sebuah pencapaian yang mereka inginkan, tujuan hidup mereka.

"The only place where SUCCESS comes before WORK is in the dictionary" -Donald Kendall

Picture : gloriav.blogg.no

No comments:

Post a Comment