11 March 2011

Alone & Lonely



Dengan status sebagai anak tunggal dalam keluarga, saya sudah sangat terbiasa merasa kesepian. Sejak kecil, saya sudah terbiasa ditinggal bekerja oleh kedua orangtua saya, bermain sendirian di rumah, melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan oleh dua orang atau lebih, lagi-lagi sendirian.

Kesepian. Sendiri. Dua kata itu sudah tidak asing dalam kamus hidup saya.
Kadang ada saat di mana saya merasa kehadiran orang-orang terdekat saya (orangtua, keluarga, sahabat) bisa mengusir semua rasa kesepian dan sendiri itu. Tapi ada pula saat di mana saya merasa justru kehadiran mereka semakin membuat saya menyadari betapa kesepiannya saya. Betapa sendirinya saya.
Kadang saya menikmati kesendirian saya itu dengan berbagai cara. Daydreaming, membaca, menulis, refleksi diri, atau apapun sesuai dengan mood saya saat itu. Tapi kadang, saya muak dengan semua kesendirian itu.
Seringkali pula, ketika berada di tempat ramai, saya masih merasa seorang diri. Kembali sendirian, kesepian. Tak jarang saya menemukan banyak di antara teman saya yang punya banyak saudara, punya keluarga besar, punya banyak teman, tetap merasa kesepian. Apa yang salah? Kenapa bisa seperti itu?
Apa setiap manusia, tidak peduli seberapa terkenalnya mereka, seberapa banyaknya orang-orang di sekeliling mereka, seberapa kayanya mereka, seberapa bahagianya mereka, tidak bisa melepasan diri dari jeratan kesepian itu?
Kata orang, dengan selalu berpikiran positif dalam segala keadaan dan situasi, maka seseorang tidak akan pernah merasa kesepian. Entah mengapa saya betul-betul meragukan pernyataan ini.
Secara sadar atau tidak, setiap manusia memiliki keadaan bawah sadar, di mana mereka merasa seberapa banyakpun orang yang ada di sekitar mereka, entah yang peduli atau tidak, mereka akan tetap merasa tidak puas. Menginginkan lebih dan lebih banyak lagi perhatian. Karena pada dasarnya, rasa tidak puas dalam diri manusia merupakan sesuatu yang mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.
Lantas, apa obat untuk mengusir kesepian itu? Cara untuk terbebas dari belenggu rasa "sendirian"?
Saya masih terus mencari dan mencari. Entah sampai kapan. Mungkin sampai waktu di mana saya sudah menemukan sesuatu atau seseorang yang bisa melenyapkan rasa kesepian dan membuat saya merasa tidak sendirian lagi. Atau mungkin sampai pada suatu dimensi waktu di mana saya sudah terlalu lelah untuk mencari tau jawabannya.
Picture : luluxuosa.blogspot.com

No comments:

Post a Comment