Seorang pria yang
tersesat di gurun pasir hampir mati kehausan. Beruntung ia tiba di sebuah rumah
kosong. Di depan rumah tua tanpa jendela yang hampir roboh itu terdapat sebuah
pompa. Segera ia mulai memompa sekuat tenaga, tapi tidak ada air yang keluar.
Kemudian ia melihat
ada kendi di sebelah pompa yang tertutup gabus. Terdapat pula kertas tertempel
di kendi yang berisi tulisan “Sahabat, pompa ini harus dipancing dahulu dengan
air yang ada di kendi ini. Setelah air berhasil keluar dari pompa, mohon jangan
lupa mengisi kendi ini lagi sebelum pergi.”
Pria itu membuka gabus
penutup dan mendapati kendi tersebut penuh berisi air.
“Apakah air ini harus
dipergunakan untuk memancing pompa? Bagaimana kalau tidak berhasil? Berarti
tidak ada air lagi dan saya akan sangat kehausan. Bukankah lebih aman kalau saya
minum airnya dulu, daripada nanti mati kehausan kalau ternyata pompanya tidak
berfungsi? Untuk apa harus mengambil risiko menuangkannya ke pompa karatan
hanya karena sebuah instruksi di atas secarik kertas kumal yang belum tentu
kebenarannya?” pikirnya.
Untung suara hati pria
itu mengatakan bahwa ia harus mengikuti nasihat yang tertera di kertas sekalipun
berisiko. Ia menuangkan seluruh air di kendi ke dalam pompa dan dengan sekuat
tenaga memompanya.
Ternyata benar! Air
keluar dengan melimpah. Pria itu pun bisa minum sepuasnya. Setelah istirahat
memulihkan tenaga dan sebelum meninggalkan tempat itu, ia mengisi kendi sampai
penuh, menutupnya kembali dengan gabus dan menambahkan beberapa kata di bawah
instruksi pesan itu: “Terima kasih, sahabat. Saya telah melakukannya dan
berhasil.”
Moral of the story:
Untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, terkadang kita
perlu mengambil pilihan yang berisiko. Entah berhasil atau gagal, setidaknya
kita sudah berani mengambil pilihan. Kita berani memutuskan apa yang akan kita
lakukan dalam hidup, meskipun harus melalui berbagai pertimbangan terlebih
dahulu.
“The person
who risks nothing, does nothing, has nothing, is nothing, and becomes nothing.
He may avoid suffering and sorrow, but he simply cannot leartn and feel and
change and grow and love and live.” –Leo F. Busclaqia
Picture : whoiamronya.soclog.se
No comments:
Post a Comment