01 July 2012

Perekam Momentum



Baru-baru ini saya iseng membereskan foto-foto di album Facebook saya, selain juga untuk meng-copy-nya ke dalam laptop karena harddisc laptop saya sempat mengalami kerusakan yang menyebabkan semua file-nya hilang tak bersisa.

Sepanjang melihat foto-foto tersebut, berbagai ekspresi menghiasi wajah saya. Ekspresi yang mendominasi tentu saja tersenyum, atau bahkan tertawa. Mengenang masa lalu memang selalu mampu menjadi mood booster. Mengingat moment yang pernah dilalui, berikut cerita, kebodohan, atau rasa malu di balik terciptanya foto tersebut.

Hanya sebuah foto dalam bentuk digital, tidak lagi dalam bentuk kertas yang bisa diraba. Tapi tetap memiliki value yang sama.

Hanya sebuah foto yang akan lenyap dengan tekanan pada tombol pojok kanan atas komputer atau laptop. Tapi kenangannya tidak akan bisa lenyap dari ingatan kita (kecuali kita mengalami amnesia).

Sebuah foto yang bisa mengaduk-aduk emosi. Menyeret kita untuk kembali ke masa pengambilannya. Termasuk juga ingin mengulang kembali moment tersebut. Sebodoh apapun kelihatannya, sekonyol apapun cerita di baliknya.

Sebuah foto yang bisa menyadarkan kita bahwa waktu terus berjalan. Semua hal dalam aspek kehidupan pun turut berubah. Orang-orang dalam foto, tempat yang menjadi setting foto, hubungan antara orang-orang di dalam foto.

Sebuah foto that keeps reminding us to cherish every moment of our life. Bahwa hal-hal yang pada saat itu menjadi hal yang paling menyedihkan, menyebalkan, atau memalukan sekalipun, di kemudian hari bisa membuat kita rela menukar apa saja untuk bisa kembali merasakannya.

Sebuah foto yang mengingatkan pernah adanya eksistensi sebuah hubungan, atau arti seseorang dalam hidup kita, yang mungkin sekarang sudah tidak lagi ada.

Lucu, bagaimana kita tetap bisa mengenang sebuah momentum dalam hidup kita, bahkan apabila momentum tersebut melibatkan orang yang kini tidak lagi berhubungan baik dengan kita.

Picture : favim.com

No comments:

Post a Comment