Baru-baru ini saya iseng membereskan foto-foto di album
Facebook saya, selain juga untuk meng-copy-nya ke dalam laptop karena harddisc
laptop saya sempat mengalami kerusakan yang menyebabkan semua file-nya hilang
tak bersisa.
Sepanjang melihat foto-foto tersebut, berbagai ekspresi
menghiasi wajah saya. Ekspresi yang mendominasi tentu saja tersenyum, atau
bahkan tertawa. Mengenang masa lalu memang selalu mampu menjadi mood booster.
Mengingat moment yang pernah dilalui, berikut cerita, kebodohan, atau rasa malu
di balik terciptanya foto tersebut.
Hanya sebuah foto dalam bentuk digital, tidak lagi dalam
bentuk kertas yang bisa diraba. Tapi tetap memiliki value yang sama.
Hanya sebuah foto yang akan lenyap dengan tekanan pada
tombol pojok kanan atas komputer atau laptop. Tapi kenangannya tidak akan bisa
lenyap dari ingatan kita (kecuali kita mengalami amnesia).
Sebuah foto yang bisa mengaduk-aduk emosi. Menyeret kita
untuk kembali ke masa pengambilannya. Termasuk juga ingin mengulang kembali
moment tersebut. Sebodoh apapun kelihatannya, sekonyol apapun cerita di
baliknya.
Sebuah foto yang bisa menyadarkan kita bahwa waktu terus
berjalan. Semua hal dalam aspek kehidupan pun turut berubah. Orang-orang dalam
foto, tempat yang menjadi setting foto, hubungan antara orang-orang di dalam
foto.
Sebuah foto
that keeps reminding us to cherish every moment of our life. Bahwa hal-hal yang
pada saat itu menjadi hal yang paling menyedihkan, menyebalkan, atau memalukan
sekalipun, di kemudian hari bisa membuat kita rela menukar apa saja untuk bisa
kembali merasakannya.
Sebuah foto yang mengingatkan pernah adanya eksistensi
sebuah hubungan, atau arti seseorang dalam hidup kita, yang mungkin sekarang
sudah tidak lagi ada.
Lucu, bagaimana kita tetap bisa mengenang sebuah momentum
dalam hidup kita, bahkan apabila momentum tersebut melibatkan orang yang kini
tidak lagi berhubungan baik dengan kita.
Picture : favim.com
No comments:
Post a Comment