17 March 2013

Don't Trust Too Much



I do believe everyone deserves a second chance, but not a third.

Saya pernah membiarkan diri saya dikecewakan oleh seseorang satu kali. Berpegang pada kepercayaan tersebut, saya dengan tulus memberinya kesempatan kedua. Saya belajar untuk bisa mempercayainya kembali dari nol. Tapi hasil akhir sepenuhnya berada di tangannya. Saat ia memutuskan untuk tidak memanfaatkan kesempatan kedua yang saya berikan, maaf, tidak akan ada kesempatan ketiga dan seterusnya.

Trust is like a mirror. Once it’s broken, you can never look at it the same again.

Jangan pernah membuat janji yang tidak bisa ditepati. Apalagi dengan gaya yang sangat meyakinkan.

Mungkin baginya janji yang ia buat dengan saya tidak begitu penting. Dengan gampangnya ia bisa membatalkan janji yang sudah kami susun dari jauh-jauh hari. Janji yang pertama dibatalkan lewat perantara ibunya, disampaikan bahkan kepada ibu saya, tidak langsung kepada saya. Sedangkan janji kedua dibatalkan hanya dengan tiga kata yang dikirim lewat layanan Blackberry Messenger ‘Paling nggak jadi’, kurang dari dua jam sebelum waktu janjian yang telah ditentukan.

Saya cuma manusia biasa yang punya batas kesabaran. Saat membalas BBM-nya dengan sebuah kalimat ‘Jangan bikin janji kalau emang lo nggak niat dan ujung-ujungnya ngebatalin beberapa jam sebelum waktu janjian’, saya tahu, kepercayaan saya padanya sudah tak lagi tersisa.

Kalau berani membuat janji dengan begitu meyakinkan di awal, kenapa lantas tidak berani membatalkannya dengan tingkat keberanian yang sama? Langsung kepada saya, tanpa perantara. Atau setidaknya memberikan alasan yang bisa diterima akal, bukannya membiarkan BBM saya berubah tanda menjadi ‘R’ tanpa dibalas.

Berdasarkan hasil uji kepribadian yang pernah saya ikuti sewaktu SMA dulu, dikatakan bahwa saya akan kecewa bila tidak dapat menepati janji atau bila suatu hal tidak sesuai dengan keinginan saya. Mungkin karena inilah, saya juga tidak suka kalau orang yang sudah membuat janji dengan saya tidak menepatinya. Sesederhana apapun jenis janji itu.

Don’t trust too much, don’t love too much. Because that too much will hurt you so much.

Sepertinya quotes tersebut perlu saya tanamkan dalam pikiran saya. Saya harus bisa mengatasi kelemahan saya. Dalam kasus ini, terlalu percaya pada orang lain (tampaknya karakter yang satu ini diwariskan dari ibu saya). Terlalu yakin bahwa orang lain akan memperlakukan saya, sama dengan bagaimana saya memperlakukan mereka.

Ungkapan “Jangan mencubit kalau tidak mau dicubit” terbukti tidak selalu berlaku. Terhadap orang-orang tertentu, meski saya berusaha untuk tidak mengecewakan mereka dengan sebisa mungkin menepati janji yang keluar dari mulut saya, nyatanya mereka tidak melakukan hal yang sama.

Picture : ennatumbul.tumblr.com

No comments:

Post a Comment