Pernah bertemu dengan ibu-ibu yang heboh (cenderung show off) membanggakan prestasi
anak-anaknya? “Anak saya pulang sekolah sore terus karena sibuk ikut science club. Dia memang pintar, sih.
Nilai mata pelajaran IPA-nya tidak pernah di bawah angka 90. Dia juga selalu
masuk lima besar ranking pararel satu angkatan. Padahal belajarnya tidak
terlalu lama. Mungkin karena otaknya sudah encer dari sananya, ya. Blablabla.”
Saya sering bertemu dengan ibu-ibu tipe seperti itu, dan
terkadang dibuat tidak nyaman karenanya. Mungkin karena ibu saya sendiri tidak
pernah melakukan hal itu.
Ibu saya tidak pernah membanggakan saya di depan orang lain,
baik itu prestasi akademis maupun non-akademis. Saya juga tidak bermasalah
dengan hal itu. Karena bagi saya, cukup ibu saya saja yang mengetahui prestasi
saya. Meski tidak pernah membaginya dengan orang lain, bukan berarti beliau
tidak menyadari usaha yang saya lakukan selama ini. Beliau adalah tipe orangtua
yang memuji putrinya dalam batasan tidak berlebihan.
Selagi kecil terkadang mungkin saya sering menginginkan
pujian lebih. Tapi seiring bertambahnya usia dan semakin banyak hal yang
dimengerti, saya ikut menyadari, bahwa pujian yang berlebihan malah akan
melemahkan mental.
Orangtua yang memuji anaknya ketika berhasil meraih sesuatu
memang terbukti bisa meningkatkan kepercayaan diri anak tersebut. Tapi segala
sesuatu yang baik jika dilakukan secara berlebihan hasilnya malah tidak baik lagi,
terbukti adanya. Memuji anak (baik hanya di depan anak tersebut atau di depan
orang lain) secara berlebihan malah bisa membuat si anak akhirnya menjadi besar
kepala, dan tidak lagi termotivasi untuk meraih sesuatu yang lebih. Atau justru
membuat si anak haus akan pujian, sehingga tidak menutup kemungkinan berusaha
untuk memperolehnya dengan cara apapun (sehat maupun tidak).
Tidak ada
orangtua yang tidak bangga jika anaknya mampu melakukan hal baik. Tapi rasa
bangga mereka itu tidak lantas perlu ditunjukkan secara gamblang. Dengan
memberi perhatian pada apa yang dikerjakan oleh anak, sudah cukup menjadi
penanda bahwa mereka tahu dan bangga.
Dan saya tahu, ibu saya selalu memberi perhatian pada
hal-hal positif yang saya lakukan selama ini. Dengan atau tanpa menunjukkannya
secara terang-terangan. Saya tidak mengharapkan pujian dari khalayak ramai.
Cukup rasa bangga dari ibu saya, bahwa beliau bahagia memiliki putri seperti
saya. Hal itulah yang sampai saat ini selalu dan akan tetap saya perjuangkan.
Picture : lovetexts.tumblr.com
No comments:
Post a Comment