18 April 2012

Takut pada Peraturan



“Penyebab negara ini tidak kunjung berkembang adalah karena sumber daya manusianya hanya takut pada manusia, bukan kepada peraturan.”

Saya sangat setuju dengan apa yang disampaikan oleh dosen Ekonomi Makro saya tersebut. Alasannya? Karena terkadang saya juga masuk dalam kategori sumber daya manusia seperti itu.

Bukti konkritnya, banyak kecelakaan lalu lintas yang terjadi karena pengguna jalan hanya takut pada manusia, dalam hal ini polisi lalu lintas, bukan kepada peraturan lalu lintas yang berlaku. Saat lampu lalu lintas berwarna merah, menandakan bahwa mereka seharusnya berhenti. Saat ada polisi, mereka akan mematuhi aturan ini supaya tidak kena tilang. Tapi saat tidak menemukan tanda-tandar keberadaan polisi, tanpa pikir panjang mereka langsung menerobos lampu merah, yang tidak jarang mengantar mereka pada kecelakaan berujung maut.

Realita di atas hanyalah satu dari sekian banyak hal yang mendukung teori yang tertulis di awal posting.

Melalui posting ini, saya sama sekali tidak bermaksud untuk menghakimi siapapun. Tidak juga bermaksud membandingkan sumber daya Indonesia dengan negara lain. Sebaliknya, saya hanya ingin mengajak kita semua merefleksi diri kita masing-masing. Seperti yang sudah saya sebutkan, saya juga terkadang masuk ke dalam kategori sumber daya manusia seperti itu.

Karenanya, marilah kita berjuang merubah paradigma keliru yang sudah terlanjur mendarah daging bagi sebagian besar komunitas masyarakat, dimulai dari diri kita sendiri.

Biasakan diri untuk selalu menaati peraturan yang berlaku, dimulai dari hal-hal yang kelihatan sederhana dan tidak penting. Buang jauh-jauh pikiran ‘Peraturan dibuat untuk dilanggar’. It’s sooo last year. Pikiran semacam itu cukup menjadi pikiran saya saat masih duduk di bangku SMP.

Peraturan dibuat dengan alasan yang jelas dan pemikiran yang matang. Peraturan dibuat karena memiliki tujuan positif.

Sama halnya seperti ajaran agama kita masing-masing. Apa kita selama ini menghindari hal-hal yang dikatakan agama buruk hanya semata-mata karena ada orang lain yang mengawasi? Atau karena kita yakin Tuhan yang tidak bisa kita lihat wujud-Nya secara fisik tidak pernah sekalipun mengalihkan perhatian-Nya dari kita? Bahwa perbuatan buruk, dengan atau tanpa dilihat dan diketahui orang lain tetap saja merupakan sebuah dosa?

Ayo sama-sama bertransformasi menjadi sumber daya manusia yang jauh lebih berkualitas, dimulai dari sekarang dan dari diri kita masing-masing!

Picture : tumblr.com 

No comments:

Post a Comment