“Penyebab negara ini tidak kunjung berkembang adalah karena sumber
daya manusianya hanya takut pada manusia, bukan kepada peraturan.”
Saya sangat setuju dengan apa yang disampaikan oleh dosen Ekonomi
Makro saya tersebut. Alasannya? Karena terkadang saya juga masuk dalam kategori
sumber daya manusia seperti itu.
Bukti konkritnya, banyak kecelakaan lalu lintas yang terjadi
karena pengguna jalan hanya takut pada manusia, dalam hal ini polisi lalu
lintas, bukan kepada peraturan lalu lintas yang berlaku. Saat lampu lalu lintas
berwarna merah, menandakan bahwa mereka seharusnya berhenti. Saat ada polisi,
mereka akan mematuhi aturan ini supaya tidak kena tilang. Tapi saat tidak
menemukan tanda-tandar keberadaan polisi, tanpa pikir panjang mereka langsung
menerobos lampu merah, yang tidak jarang mengantar mereka pada kecelakaan
berujung maut.
Realita di atas hanyalah satu dari sekian banyak hal yang
mendukung teori yang tertulis di awal posting.
Melalui posting ini, saya sama sekali tidak bermaksud untuk
menghakimi siapapun. Tidak juga bermaksud membandingkan sumber daya Indonesia
dengan negara lain. Sebaliknya, saya hanya ingin mengajak kita semua merefleksi
diri kita masing-masing. Seperti yang sudah saya sebutkan, saya juga terkadang
masuk ke dalam kategori sumber daya manusia seperti itu.
Karenanya, marilah kita berjuang merubah paradigma keliru yang
sudah terlanjur mendarah daging bagi sebagian besar komunitas masyarakat,
dimulai dari diri kita sendiri.
Biasakan diri untuk selalu menaati peraturan yang berlaku, dimulai
dari hal-hal yang kelihatan sederhana dan tidak penting. Buang jauh-jauh
pikiran ‘Peraturan dibuat untuk dilanggar’. It’s sooo last year. Pikiran
semacam itu cukup menjadi pikiran saya saat masih duduk di bangku SMP.
Peraturan dibuat dengan alasan yang jelas dan pemikiran yang
matang. Peraturan dibuat karena memiliki tujuan positif.
Sama halnya seperti ajaran agama kita masing-masing. Apa kita
selama ini menghindari hal-hal yang dikatakan agama buruk hanya semata-mata
karena ada orang lain yang mengawasi? Atau karena kita yakin Tuhan yang tidak
bisa kita lihat wujud-Nya secara fisik tidak pernah sekalipun mengalihkan
perhatian-Nya dari kita? Bahwa perbuatan buruk, dengan atau tanpa dilihat dan
diketahui orang lain tetap saja merupakan sebuah dosa?
Ayo sama-sama bertransformasi menjadi sumber daya manusia yang
jauh lebih berkualitas, dimulai dari sekarang dan dari diri kita masing-masing!
Picture : tumblr.com
No comments:
Post a Comment