07 December 2011

Kegagalan = Awal dari Segalanya



Hari ini, lagi-lagi saya mendapatkan naskah novel yang dikirimkan kembali dari penerbit, lengkap dengan surat pernyataan bahwa naskah saya belum layak untuk diterbitkan. Entah sudah keberapa kalinya hal seperti ini terjadi. Tapi setidaknya, hari-hari penuh ketidakpastian itu telah usai. Saya tidak perlu lagi menandai hari demi hari yang terlewati di kalender meja belajar tentang nasib naskah saya.
Sejak awal mengirimkan naskah tersebut, saya tau pasti hanya akan ada dua jawaban. Diterbitkan atau dikembalikan secara utuh (baca: ditolak). Bohong kalau saya mengatakan saya baik-baik saja. Tidak, saya tidak sepenuhnya baik-baik saja. Tentu, ada rasa kecewa yang mendera. Saya masih manusia normal yang tidak luput dari emosi. Tapi rasa kecewa itu tidak akan menghentikan perjuangan saya.
Kalau Thomas A. Edison saja harus mengalami kegagalan sampai 9.998 kali, baru akhirnya berhasil dan bahkan namanya dikenang sampai saat ini, kenapa saya harus berhenti saat baru mengalami kegagalan 3 kali?
Kalau Stephen King saja harus mengalami penolakan berkali-kali atas naskah yang ia kirimkan, sampai membuatnya memakukan surat-surat penolakan tersebut ke dinding rumah sebagai motivasi pribadi, kenapa saya harus behenti berkarya dan belajar? (cerita mengenai Stephen King bisa dibaca di sini).
Ibu saya sering sekali menasihati saya untuk tidak mudah menyerah saat mengalami kegagalan. “Hanya manusia sakti yang tidak pernah sekalipun mengalami kegagalan dalam kehidupan mereka. Bahkan orang terhebat yang dikenal pun, suatu saat pernah mengalami kegagalan. Bedanya, mereka memilih untuk terus berjuang dan memperbaiki diri, bukannya meratapi kegagalan tersebut terus-menerus.” Itulah kalimat yang selalu dipesankan oleh ibu saya.
Karena kegagalan lah, manusia baru bisa menyadari arti penting perjuangan dan kerja keras. Karena kegagalancpula lah, manusia tau bagaimana rasanya menikmati dan menghargai keberhasilan ketika saatnya tiba.
Saya sedang mengalami kegagalan kali ini. Tapi saya tidak akan pernah mau menjadi orang yang gagal. Orang gagal yang hanya mampu berkubang dalam rasa penyesalan dan rendah diri. Saya bukan tipe orang seperti itu. Saya akan terus berusaha, mengeluarkan kemampuan terbaik saya. Memperbaiki kesalahan yang menyebabkan kegagalan sebelumnya, dan bekerja dengan lebih baik lagi.
Perjuangan saya masih panjang. Masih akan ada banyak tikungan berbahaya, jalanan bergelombang, maupun hambatan dan rintangan lainnya. Tapi dengan terus mengingat bahwa akan ada akhir dari semua perjalanan, saya akan terus memacu diri untuk mencapai batas akhir tersebut. Batas akhir yang akan mengarah pada keberhasilan meraih impian saya.
‘Kegagalan bukan akhir segalanya’ bukan hanya ungkapan penyemangat semata. Karena kenyataannya, kegagalan justru adalah awal dari segalanya. Awal dari perjuangan yang lebih keras, dan awal yang akan membawa seseorang semakin dekat dengan keberhasilan.
Picture : orangeandkalamansi.tumblr.com

No comments:

Post a Comment