18 January 2011

Dua Sisi Mata Uang



Kehidupan ini tak ubahnya dua sisi mata uang. Ada bagian atas dan bawah. Muka dan belakang.
Tiap kejadian, tiap peristiwa, tiap keputusan pasti memiliki dua sisi yang berbeda, tergantung dari sisi mana kita melihatnya.
Kita bisa memilih, apakah mau melihat dari sisi yang satu atau yang lainnya.
Jika sebuah kejadian buruk menimpa kita. Kita lagi-lagi diberi kebebasan seutuhnya untuk memilih melihat dari sisi muka atau sisi belakang.
Dari satu sisi, kita bisa melihat kejadian buruk itu sebagai sebuah kutukan. Menandakan kita memang tidak layak mendapatkan hal yang baik. Terus larut dalam pemikiran tersebut, sehingga tanpa sadar kita terpuruk semakin dalam. Terpuruk dalam rasa sakit yang kita ciptakan sendiri.
Tapi masih ada sisi satunya yang bisa kita ambil sudut pandangnya. Dari sisi ini, kita bisa melihat bahwa hal yang buruk tidak selalu buruk. Hal buruk itu bisa jadi reminder kita, atau malah motivasi untuk meraih hal yang jauh lebih baik. Dan karenanya, kita semakin bersemangat untuk mengubah kejadian tersebut dari buruk menjadi baik.

Setiap aspek kehidupan, bahkan yang terkecil sekalipun memiliki dua sisi. Dua sisi yang menjadi hak penuh kita. Mau melihat dari sisi yang mana, hanya kita yang bisa memilih.

Picture : misaacsspeak.tumblr.com

07 January 2011

Waktu yang Tertunda




Pada suatu hari, hiduplah seorang anak. Anak tersebut hidup dalam keluarga yang bahagia, dengan orang tua dan sanak keluarganya. Tetapi, dia selalu menganggap itu sesuatu yang wajar saja. Dia terus bermain, mengganggu adik dan kakaknya, membuat masalah bagi orang lain adalah hal kesukaannya. Ketika ia menyadari kesalahannya dan mau minta maaf, dia selalu berkata,"Tidak apa-apa, besok kan bisa." 
Ketika agak besar, sekolah sangat menyenangkan baginya. Dia belajar, mendapat teman, dan sangat bahagia. Tetapi, ia menganggap itu wajar-wajar aja. Suatu hari, ia berkelahi dengan teman baiknya. Walaupun dia tahu itu salah, tapi ia tidak pernah mengambil inisiatif untuk minta maaf dan berbaikan dengan teman baiknya. Alasannya, "Tidak apa-apa, besok kan bisa." 
Seiring berjalannya waktu, teman baiknya tadi bukanlah temannya lagi. Walaupun ia masih sering melihat temannya itu, tapi mereka tidak pernah saling bertegur sapa. Tapi itu bukan masalah baginya, karena ia merasa masih punya banyak teman baik yang lain. 
Setelah lulus, pekerjaan membuatnya sibuk. Ia bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik dan baik. Wanita ini kemudian menjadi istrinya. Ia begitu sibuk dengan pekerjaanya, karena ia ingin mendapatkan promosi jabatan dalam waktu sesingkat mungkin. 
Dalam perjalanan karirnya, kadang-kadang ia rindu untuk bertemu teman-teman lamanya. Tapi ia tidak pernah lagi menghubungi mereka, bahkan lewat telepon. Dia selalu berkata, "Ah, aku capek, besok saja aku hubungi mereka". Hal ini tidak terlalu mengganggumyaa karena dia punya teman-teman sekerja yang selalu mau diajak keluar. 
Jadi, waktu pun berlalu, ia lupa sama sekali untuk menelepon teman-temannya. Setelah ia menikah dan punya anak, ia bekerja lebih keras untuk membahagiakan keluarganya. Ia tidak pernah lagi membeli bunga untuk istrinya, atau pun mengingat hari ulang tahun istrinya dan juga hari pernikahan mereka. Itu tidak masalah baginya, karena ia menganggap istrinya selalu mengerti dan tidak pernah menyalahkannya. 
Kadang-kadang ia merasa bersalah dan sangat ingin punya kesempatan untuk mengatakan pada istrinya "Aku cinta kamu", tapi ia tidak pernah melakukannya. Alasannya, "Tidak apa-apa, saya pasti besok akan mengatakannya." Ia tidak pernah sempat datang ke pesta ulang tahun anak-anaknya, tapi ia tidak tahu ini akan berpengaruh pada anak-anaknya. Anak-anak mulai menjauhinya, dan tidak pernah benar-benar menghabiskan waktu mereka dengan ayahnya. 
Suatu hari, kemalangan datang ketika istrinya tewas dalam kecelakaan tabrak lari. Ketika kejadian itu terjadi, ia sedang ada rapat di kantor. Ia tidak sadar bahwa itu kecelakaan yang fatal. Ia baru datang saat istrinya akan dijemput maut. Sebelum sempat berkata "Aku cinta kamu", istrinya telah meninggal dunia. Laki-laki itu remuk hatinya dan mencoba menghibur diri melalui anak-anaknya setelah kematian istrinya. 
Tapi, ia baru sadar bahwa anak-anaknya tidak pernah mau berkomunikasi dengannya. Segera, anak-anaknya dewasa dan membangun keluarga masing-masing. Tidak ada yang peduli dengan orang tua ini, yang di masa lalunya tidak pernah meluangkan waktu untuk mereka. 
Saat mulai renta, ia pindah ke rumah jompo yang terbaik, yang menyediakan pelayanan sangat baik. Ia menggunakan uang yang semula disimpannya untuk perayaan ulang tahun pernikahan ke 50, 60, dan 70. 
Semula uang itu akan dipakainya untuk pergi ke Hawai, New Zealand, dan negara-negara lain bersama istrinya, tapi kini dipakainya untuk membayar biaya tinggal di rumah jompo tersebut. Sejak itu sampai ia meninggal, hanya ada orang-orang tua dan suster yang merawatnya. 
Ia merasa sangat kesepian, perasaan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Saat ia akan meninggal, ia memanggil seorang suster dan berkata kepadanya, "Ah, andai saja aku menyadari ini dari dulu...." Kemudian perlahan ia menghembuskan napas terakhir, dan dia meninggal dunia dengan air mata di pipinya.
Picture : jayisbored.tumblr.com

05 January 2011

Tujuan Hidup



Setiap manusia pasti pernah berpikir "Apa tujuan saya hidup di dunia?" 
Saya juga sering menanyakan pertanyaan yang sama. 
Tapi nyatanya sampai sekarang pun, yang dapat saya berikan sebagai jawaban hanyalah sebuah kalimat klise "Untuk menjadi seseorang yang berguna". 
Kalimat yang sama sekali tidak memuaskan, bahkan bagi saya sendiri. 
Karena sampai saat ini pun belum ada yang bisa menjadi tolak ukur dari apa yang dimaksud dengan berguna. 
Berguna memiliki arti yang sangat subjektif. Multitafsir. Apa yang menurut saya berguna belum tentu juga berguna di mata orang lain. 
Lalu, bagaimana kita bisa tau apa tujuan kita hidup? 
Saya adalah orang yang percaya bahwa everything happens for a reason.

Jelas, seseorang tidak mungkin ada di dalam dunia ini tanpa tujuan. Tuhan menciptakan manusia bukan hanya untuk memenuhi bumi. Ada satu misi yang sayangnya hanya Ia yang tau. Kita sebagai manusia diberi tugas untuk mencari tau. Itulah bagian terberatnya. 

The problem is, bagaimana saya bisa tau tujuan saya hidup, kalau saya bahkan tidak tau apa yang bisa saya lakukan? 
Contoh nyata, mungkin seorang guru bisa dengan cepat menjawab apa tujuan hidupnya. Untuk mencerdaskan anak didiknya. Memajukan negara. Karena yang mereka lakukan adalah menyalurkan dan menularkan ilmu pengetahuan. 
Dari contoh simpel di atas, pikiran saya menjadi sedikit lebih terbuka. Tujuan hidup seseorang bisa dimulai dari sesuatu yang kita sukai. Sesuatu yang kita geluti.Passion kita. Karena tujuan hidup manusia itu berbeda-beda. Sama seperti minat dan bakat. 
Kalau kita mengerjakan apa yang kita sukai, maka kita benar-benar melakukannya dengan hati, tanpa bersungut-sungut, tanpa perasaan terpaksa dan terbebani. Maka otomatis hasil yang didapatkan pun akan baik. Dan hasil itu yang bisa jadi merupakan tujuan hidup kita. 
Seorang dokter memiliki tujuan hidup untuk menyelamatkan nyawa orang lain, mengobati.
Seorang pelukis memiliki tujuan hidup untuk menghibur orang lewat karyanya, berbicara lewat guratan kuasnya.
Seorang arsitek memiliki tujuan hidup untuk membuat bangunan, membangun negeri.
Seorang penulis memiliki tujuan hidup untuk menginspirasi orang lain dengan rangkaian kalimat yang dituangkan, menyapa pembaca dengan kejujuran karyanya.
Begitu pula dengan pekerjaan lainnya.
Bahkan orang cacat, pengangguran, maupun orang lain yang disingkirkan dari masyarakat, diberi cap sebagai sampah masyarakat, dan sebagainya. Mereka diciptakan Tuhan dengan satu tujuan. Bukan sebagai objek kutukan atau produk gagal. Mereka memiliki tujuan hidup yang sama mulianya dengan orang lain.
Kalau kita belum menemukan tujuan hidup kita, percayalah bahwa di waktu yang tepat nantinya, kita akan segera memperoleh jawaban.
Kalau kita merasa bahwa kita tidak berguna, tidak memiliki tujuan hidup, coba lihatlah kaktus di padang gurun, yang tampilannya tidak seindah anggrek, yang seluruh bagiannya tertutup duri sehingga seringkali dihindari karena takut melukai, tetap memiliki fungsi. Kaktus diciptakan Tuhan dengan tujuan untuk memberi peunjuk kepada musafir mengenai keberadaan oasis di gurun.
Kita mungkin belum tau apa tujuan hidup kita sekarang. Tapi kita pasti akan mengetahuinya. Di waktu yang tepat. Di saat Tuhan sudah yakin bahwa kita sudah mampu menggenapi tujuan tersebut.
Picture : onesnowflakeinsummer.tumblr.com

01 January 2011

11 Resolusi di Tahun 2011



1. Lebih dekat dengan Tuhan, orangtua, keluarga, sahabat, teman-teman .
2. Survive dengan berbagai try out, ujian, dan sebagainya .
3. Lulus SMA dengan nilai (ter)tinggi.
4. Masuk kuliah dan bisa beradaptasi dengan baik.
5. Be more mature.
6. Be more skinny! (dengan cara yang sehat pastinya).
7. Cerpen saya bisa dipublish di berbagai majalah.
8. Menerbitkan novel pertama saya.
9. Mengikuti berbagai training atau acara yang bisa mengasah skill menulis, plus ikutan berbagai lomba nulis.
10. Menjelajahi tempat-tempat eksotis di Indonesia yang non tourism.
11. Melakukan hal-hal yang bukan tipikal saya banget, tapi seru, unforgettable, dan membawa dampak positif bagi hidup saya.

Picture : kulihatkurasakudengar.wordpress.com